Minggu, 23 Juni 2013

Contoh Laporan Kegiatan KKL

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Mahasiswa perlu dibuka wawasan tentang contoh-contoh wirausahawan yang sukses dan mampu mengembangkan jaringan, dengan berbagai kiat dan strategi. Masa modern seperti saat ini, kita harus mempunyai inovasi dan terobosan baru dalam hal pengembangan usaha. Karena pada saat ini merupakan pasar bebas, dimana setiap orang berlomba-lomba dalam mendapatkan keuntungan. Saat ini kita melihat masalah di Indonesia semakin kompleks. Permasalahan tersebut seakan telah menjadi bagian yang susah dipisahkan dengan rakyat Indonesia. Mulai dari permasalahan kemiskinan, pendidikan, keamanan, atau juga masalah pengangguran. Oleh karena itu banyak orang yang berwirausaha, mendirikan home industri, membuka kedai makanan, membuat kerajinan tangan, dll. Tapi, sayangnya orang-orang yang berwirausaha tersebut tidak bertahan lama karena mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan itu disebabkan miniminya ide dalam menghasilkan terobosan dan inovasi baru dalam pengembangan usahanya.
            Kita harus mempunyai skill khusus dalam mengembangkan kreativitas dalam berwirausaha. Laporan ini akan menitik beratkan pada peluang dalam berwirausaha dan pengembangan ide-ide dari usaha yang sudah ada. Sebagaimana kita tahu sebuah inovasi akan membuka sebuah peluang usaha baru yang tentunya lebih baik dibandingkan usaha yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, kami berusaha membahas lebih jauh mengenai pengembangan ide wirausaha dengan melakukan observasi, khususnya dibidang kerajinan tangan. Oleh karena itu apabila kita mengembangkan usaha ini secara serius kita bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Dengan keadaan yang semakin sulit untuk mencari lapangan pekerjaan, kita harus jeli dalam memanfaatkan peluang yang ada khususnya dalam hal bisnis, kita harus mengubah mindset kita dari job seeker (pencari pekerjaan) menjadi  job creator (pencipta lapangan pekerjaan).
Mahasiswa perlu dibuka wawasan tentang contoh-contoh wirausahawan yang sukses dan mampu mengembangkan jaringan, dengan berbagai kiat dan strategi. Maka daripada itu untuk memantapkan pengetahuan tentang teori kewirausahaan yang dipelajari diadakan observasi mengenai kerajinan tangan, dari awal berdirinya sampai sekarang agar mahasiswa termotivasi.

B.     Tujuan
1.      Menambah pengetahuan kepada mahasiswa di bidang kewirausahaan
2.      Mengubah pemikiran mahasiswa bahwa dunia kerja tidak hanya menjadi pegawai tetapi terdapat bidang lain yaitu sebagai pengusaha
3.      Memberi pelajaran untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan
4.      Menambah berbagi pengalaman tentang bidang kewirausahaan dari pengusaha sukses
5.      Mempelajari bagaimana mengembangkan ide-ide usaha
6.      Memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan

C.     Dasar kegiatan
Dasar kegiatan kuliah kerja lapangan ini adalah keingintahuan Mahasiswa Mengenai kerajinan tangan dari kulit. Kerajinan kulit Manding tidak semata-mata menggunakan bahan kulit sebagai bahan kerajinan tetapi juga memadukan kulit dengan bahan baku lain seperti serat alam pandan, mendong, enceng gondok, agel dan lidi. Aneka Kerajinan Berbahan dasar kulit yang bisa didapatkan dari Manding antara Lain, Tas kulit, kipas, souvenir pernikahan, dompet, kap lampu, sepatu, gantungan kunci dan lain sebagainya. Kegiatan KKL ini dilaksanakan dengan harapan mahasiswa dapat melakukan inovasi dan pemanfaatan barang yang tidak bernilai jual atau bahkan barang yang mengganggu menjadi barang bernilai jual tinggi. Diharapkan mahasiswa berani berwirausaha ditengah persaingan yang semakin ketat dan tidak hanya berorientasi menjadi pegawai negeri sipil.




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Profil salah satu perusahaan Kerajinan Kulit di Manding
            Bagi sebagian besar masyarakat Yogyakarta tentu sudah tidak terlalu asing dengan nama Manding. Dusun tempat Pengrajin aneka Kerajinan Kulit ini terletak di  Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Telah bertahun-tahun masyarakat di Manding menekuni usaha kerajinan kulit ini. Aneka Produk kerajinan berbahan dasar kulit hewan terutama kambing dihasilkan oleh tangan-tangan terampil dari Manding. Kerajinan kulit Manding tidak semata-mata menggunakan bahan kulit sebagai bahan kerajinan tetapi juga memadukan kulit dengan bahan baku lain seperti serat alam pandan, mendong, enceng gondok, agel dan lidi. Aneka Kerajinan Berbahan dasar kulit yang bisa didapatkan dari Manding antara lain: tas kulit, kipas, souvenir pernikahan, dompet, kap lampu, sepatu, gantungan kunci dan lain sebagainya.
Pengusaha Kerajinan aneka produk kulit manding sebenarnya cukup banyak, yakni sekitar 60 orang. Namun yang masih berproduksi dan bertahan hanya sekitar 20 orang. Hal ini terkait dengan berbagai kendala yang mereka hadapi, antara lain mahalnya harga kulit sebagai bahan baku, upah tenaga kerja yang semakin tinggi, dan persaingan pasar yang semakin ketat. Salah satu pengusaha yang masih bertahan adalah Siti Galwati. Beliau lahir di Bantul, 18 Agustus 1954. Nama perusahaan yang beliau kelola adalah SEAGA. Saat ini, SEAGA juga tidak hanya memproduksi Kerajinan kulit tetapi juga kerajinan alam. Omset yang diperoleh Rata-rata Rp. 1.200.000.000,- per tahun-nya.

Penghargaan dan sertifikat:
1.       Juara lomba manajemen tingkat nasional tahun 2000
2.       Masuk 50 besar sebagai urutan ke-14 dengan kategori UKM yang terbaik dalam hal inovasi, pemasaran, produksi dari Enterprise 50
3.       Sebagai supplier yang mempunyai item terbanyak dari PT. Surya Pelem Sewu tahun 2002
4.       Program pelatihan yang pernah diikuti
5.       Pelatihan yang diadakan oleh BRI, Diperindag dan Koperasi Kabupaten Bantul

Lembaga Pendamping:
SMEDC UGM dan Diperindag

Konsumen
            Lokasi Desa Manding cukup strategis karena di jalur utama Yogyakarta - Parangtritis. Bila berwisata ke Manding, produk kerajinan kulitnya cukup berkualitas dan beberapa pengrajin telah mengekspor produknya ke luar negeri. Begitu pula dengan perusahaan SEAGA yang juga telah mengekspor produknya. Negara-negara konsumer adalah AS, Eropa, jepang, Taiwan,  dan Malaysia. Sistem pembayaran untuk luar negeri biasanya menggunakan LC (letter of credit) atau TT (Term of Short). Permintaan kerajinan SEAGA tersebar diberbagai wilayah baik lokal maupun internasional. Produk yang dihasilkan SEAGA dipasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia terutama Bali, Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta, serta beberapa kota besar lainnya.
Selain itu, produk kerajinan juga diekspor ke beberapa negara seperti Amerika, Australia, Selandia Baru, Meksiko, Spanyol, Perancis, Oman, Belanda, Inggris, Singapura, Thailand, dan beberapa negara lainnya. Ekspor dilakukan dengan bantuan trader lokal maupun langsung  ke buyer dari luar negeri.
  1. Sejarah Perusahaan
Profil Seaga adalah industri kerajinan kulit yang dirintis sejak tahun 1971, pada waktu itu usaha ini masih merupakan usaha rumah tangga yang dipimpin oleh Ny. Siti Galwati yang sekaligus sebagai pemilik. Usaha ini mampu bertahan hingga sekarang dengan kemajuan berbagai bidang. Usaha kulit ini pada mulanya berlokasi di Dusun Gabusan, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Selanjutnya pada tahun 1978 usaha ini pindah ke desa Manding RT.08/II, Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta.
Pada awal berdiri usaha ini bergerak di bidang modiste dan kulit. Karyawan yang bekerja waktu itu tidak sebanyak sekarang, mereka berjumlah 2 sampai 4 orang. Seiring dengan kemajuan usaha, jumlah karyawan semakin bertambah hingga mencapai angka 45 orang karyawan tetap. Usaha kulit sempat mengalami kemacetan pada tahun 1980-an karena mahalnya harga kulit dan pasar cenderung sepi. Ibu Siti Galwati tetap mempertahankan usaha modistenya sampai tahun 1993.
Pada tahun 1995 usaha kulit kembali bangkit dan giliran usaha modiste yang dihentikan. Ditahun yang sama, kepemimpinan perusahaan yang semula masih dikendalikan langsuh oleh ibu Siti Galwati, selanjutnya dibantu oleh anak menantunya, yaitu Bapak Rusli Efendi.
Setelah Bapak Rusli Effendi masuk dalam usaha ini, usaha yang sebelumnya berkonsentrasi pada kerajinan kulit mulai melakukan diversifikasi dan deferensiasi produk dengan mengembangkan produk-produk baru dari bahan alami seperti: bagor, eceng gondok, pandan, mendong, seagras, agel, bungkus chiki, rotan, bambu, batu, serat goni, pelepah pisang, dan masih banyak lagi. Sehingga mulai tahun 1996 usaha ini sudah memiliki lebih 150 jenis produk dari bahan dan desain yang bervariasi. Selain itu juga diadakan gebrakan pengembangan pasar dengan menggandeng para trader lokal, nasional maupun internasional untuk membantu pemasaran produk yang dihasilkan oleh SEAGA.
Seiring dengan kemajuan dan kebutuhan organisasi, pada tahun 1999 usaha ini mendapatkan ijin usaha dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dati II Bantul dengan nomor 451/B/TD/IV/1999 atas nama Ny. Siti Galwati dengan nama SEAGA.
Pada tahun 200, SEAGA mengikuti interprise 50 tingkat nasionaldan berhasil memperoleh posisi atau urutan ke 47. SEAGA mengalami kemajuan pesat, terutama produk dari bahan enceng gondok, sehingga SEAGA menambah tenaga kerja sebanyak 267 orang pada tahun 2001 yang sebelumnya pada tahun 2000 sebanyak 178 orang sehingga total pekerja mencapai 445 orang. Banyaknya jumlah karyawan tersebut menjadi alasan SEAGA mendirikan anak perusahaan yang berkonsentrasi pada bidang enceng gondok, pewarnaan pandan, mendong, agel, dan seagras dengan nama “CV HAMPARAN SEAGA”. Selain itu, anak perusahaan yang lain bergerak dibidang pemotongan karton.  Sementara itu SEAGA berfungsi sebagai Head Office, showroom, dan pengerjaan barang- barang dari kulit, pandan natural, mendong natural, dan atau dari semua bahan yang bersifat natural. Selama perjalanan sejarah SEAGA, tahun 1997 adalah tahun kejayaan bagi industri kerajinan ini. Namun perusahaan tetap bisa mempertahankan omset pertahun pada angka rata-rata 1,2 milyar sampai sekarang.
Tanggal 27 mei 2006 disaat Bantul, DIY dan Jateng dilanda gempa, SEAGA tak luput juga mengalami kerugian. Karyawan yang seluruhnya warga Bantul memaksa SEAGA menghentikan produksi beberapa waktu karena terkait dengan bahan baku, karyawan, dan tempat usaha. Namun dengan optimisme bisa keluar dari masalah ini, SEAGA tak mau terpuruk terlalu lama. Ibu Siti Galwati sebagai pemilik usaha  dibantu anak dan menantunya segera berfikir mencari jalan keluar.
Usaha pertama yang dilakukan adalah mengambil kembali produk-produk yang masih bisa diselamatkan dari rumah-rumah suplier. Kemudian mencari karyawan baru untuk mengerjakan pesanan sebelumnya. Sedikit demi sedikit karyawan mulai banyak dan akhirnya usaha bisa berjalan dengan normal kembali.
VISI:
Menjadi perusahaan kecil, menengah yang mampu menyediakan kerajinan yang bernilai estetika tinggi dengan berorientasi pada kulit dan bahan-bahan alami sehingga mampu bersaing dalam pasar Internasional.
MISI:
·           Menyediakan lapangan pekerjaan nagi masyarakat Desa disekitar lokasi usaha sehingga mampu meningkatkan taraf hidup warga.
·            Mengembangkan potensi Sumber Daya Alam dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia untuk keperluan manusia.
·            Menjadi industri kecil, menengah yang mampu bersaing di pasar Internasional dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk sehingga berkesinambungan.
·            Membantu pemerintah dalam melakukan pembangunan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang adil dan merata.

  1. Poduk  dan Pembuatannya
Produk yang dihasilkan oleh SEAGA adalah barang-barang kerajianan antara lain: Tempat tissue, Megazine Holder, Tempat Korek, Frame/ Figura, Tempat Pakaian Kotor, Sandal, Bunga, Bandul, Dompet, Tas, Sepatu, Lilin, Tempat pensil, Karpet, Bantal, Round Container, Tikar, Alas Makan, Box, dan lain-lain. Produk-produk tersebut dibuat dari salah satu atau kombinasi bahan-bahan sebagai berikut:Kulit, Mendong, Seagras, Bagor, Pandang, Tali bagor, Batu, Pelepah pisang, Serabut kelapa, Enceng Gondok, Rotan, Keramik, Agel, Bambu, Lilin, Dll.
Pada Pembuatan Produk, Produk yang dihasilkan oleh SEAGA hampir 80% merupakan produk-produk hand made, hanya beberapa pekerjaan yang menggunakan alat bantu mesin seperti untuk pembuatan produk yang ditenun. Oleh karenanya SEAGA melibatkan banyak tenaga kerja terampil dan ahli dalam proses produksi dan didukung dengan peralatan mesin yang membantu proses produksi.
Bila kurang berminat dengan hasil kerajinan yang di pajang,wisatawan bisa memesannya sesuai dengan selera, baik model maupun bahan bakunya. paling bagus terbuat dari kullit domba tetapi harganya lebih mahal. Misalnya untuk jaket 100% kulit. harganya berkisar Rp 750-800 ribu. “mengapa dipilih kulit domba?” Hal ini dikarenakan bahan kulit domba pori-porinya kecil dan berstektur lembut sehingga setelah dicuci dan diperas, kulit tetap lentur dan halus. Kulit domba juga sangat awet sehingga barang yang anda pakai bisa tahan lama, misal produk sepatu, setelah bertahun-tahun paling cuma solnya saja yang di ganti.
D.    Cara Distribusi
Proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen akhir dapat menggunakan saluran yang panjang ataupun pendek sesuai dengan kebijaksanaan saluran distribusi yang akan dilaksanakan perusahaan. Mata rantai distribusi menurut bentuknya dapat dibagi atas dua, yaitu:
a. Saluran Distribusi Langsung (Direct Channel of Distribution)
b. Saluran Distribusi Tidak Langsung (Indirect Channel of Distribution).
Untuk membahas secara rinci tentang kedua bentuk saluran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Saluran Distribusi Langsung
Adalah bentuk penyaluran barang-barang/jasa-jasa dari produsen ke konsumen dengan tidak melalui perantara.
Bentuk saluran distribusi langsung dapat dibagi dalam 4 (empat)
macam, yaitu:
1). Selling at the point production.
Adalah bentuk penjualan langsung dilakukan di tempat produksi.
2) Selling at the producer’s retail store
Adalah penjualan yang dilakukan di tempat pengecer. Bentuk penjualan ini biasanya produsen tidak melakukan penjualan langsung kepada konsumen tetapi melalui/dilimpahkan kepada pihak pengecer.
3) Selling door to door
Adalah penjualan yang dilakukan oleh produsen langsung kepada konsumen dengan mengerahkan salesmannya ke rumah-rumah atau ke kantor-kantor konsumen.
4) Selling through mail
Adalah penjualan yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan jasa pos.
b. Saluran Distribusi Tidak Langsung
Adalah bentuk saluran distribusi yang menggunakan jasa perantara dan agen untuk menyalurkan barang/jasa kepada para konsumen. Yang dimaksud dengan perantara adalah mereka yang membeli dan menjual barang-barang tersebut dan memilikinya. Mereka bergerak di bidang perdagangan besar dan pengecer, sedangkan yang dimaksud dengan agen adalah orang atau perusahaan yang membeli atau menjual barang untuk perdagangan besar (manufakturer). Agen bertindak mewakili baik penjual maupu pembeli di dalam suatu transaksi. Penghasilannya adalah persentase dari barang yang dijual/dibeli, sedangkan yang dimaksud dengan distributor adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan penjual atau distribusi barang, tetapi mereka tidak mempunyai hak untuk memiliki barang yang diperdagangkan.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Salah satu pengusaha kerajinan kulit di Manding yang masih bertahan adalah Siti Galwati. Beliau lahir di Bantul, 18 Agustus 1954. Nama perusahaan yang beliau kelola adalah SEAGA. Saat ini, seaga juga tidak hanya memproduksi Kerajinan kulit tetapi juga kerajinan alam. Omset yang diperoleh Rata-rata Rp. 1.200.000.000,- per tahun-nya. Produk yang dihasilkan oleh SEAGA adalah barang-barang kerajianan antara lain: Tempat tissue, Megazine Holder, Tempat Korek, Frame/ Figura, Tempat Pakaian Kotor, Sandal, Bunga, Bandul, Dompet, Tas, Sepatu, Lilin, Tempat pensil, Karpet, Bantal, Round Container, Tikar, Alas Makan, Box, dan lain-lain













DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, Eko Gatot. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Perusahaan Kerajinan Kulit SEAGA di Manding Bantul. Yogyakarta: UII
BisnisUKM. 2011. Sukses Menjalankan Bisnis Kulit dan Natural Handicraft. Berita-Info Bisnis




Setitik Embun

Untuk Bapak dan Ibu

Bapak, Ibu, maafin Ayu ya, banyak sekali kebohongan yang pernah Ayu perbuat. Banyak kesalahan yang mungkin Ayu sendiri tidak sadari. Bapak dan Ibu gak pernah bentak Ayu sedari Ayu masih kecil. Dari dulu kalau Ayu berbuat kesalahan Bapak dan Ibu diam sebentar terus nasehatin Ayu pake kata- kata yang menurut Ayu itu tu lembut banget, tapi cukup dalem maknanya. Maka dari itu sampai sekarang tiap ada orang yang bentak Ayu dikit aja pasti deh Ayu nangis, padahal Ayu udah gede.
Bapak cukup tegas mendidik putra putri Bapak,  Ayu sama Dek Bagus yang sekarang ini adalah putra- putri Bapak dan Ibu yang pada akhirnya tumbuh menjadi anak yang Insyaalloh kuat dan tegar meskipun ada sedikit jiwa manja dalam diri kita. Kesederhanaan yang Bapak dan Ibu terapkan dalam hidup kami cukup membuat kita paham akan makna kehidupan yang sesungguhnya. Bapak dan Ibu banyak mengajarkan kepada kita mengenai banyak hal. Ayu sayang Bapak dan Ibu. Terimakasih atas semuanya, suatu saat Ayu dan Dek Bagus harus bisa mengukir sesimpul senyuman di wajah Bapak Ibu karena prestasi kami. Aamiin.


Putrimu, Sri Wahyu Purnami  J